d'Masiv dan Masivers Belitung Community

Rabu, 15 Agustus 2012

Nikki autonation live in concert d'Masiv

Ini dia poster dari nxikki autonation live in concert d'Masiv . Poster- poster ini banyak benar di tempel di banyak tempat .
Tidak di sangka-sangka , band besar seperti d'Masiv sudah datang ke Belitung pada tanggal 14 Juli 2012 .

album persiapan







d’Masiv “Persiapan”  Matang Di Album Ketiga

Dipenuhi dengan variasi warna musik, ketukan yang berbeda dibanding dua album sebelumnya. Ingin memutar-balikkan mitos ‘album ketiga’, yang selama ini menghantui band-band muda. 

“Ini sequel dari dua album sebelumnya,” kata Rian, memulai ceritanya tentang album ketiga d’Masiv ini. Diberi nama “Persiapan”, album ini menggambarkan sebuah langkah awal, yang selalu dibutuhkan oleh hampir semua kegiatan apapun. “Sebuah hajat besar pun dimulai dari persiapan,” kata Rian memberi analogi.
Walau sudah menelurkan dua album, d’Masiv tetap merasa mereka harus melakukan persiapan. Sebab, mereka merasa perjalanan yang dilakukan saat ini baru berada di tahap-tahap awal, belum di tengahnya, konon lagi di ujung.

Cover album ini menjadi wakil paling kasat mata dari semua itu, dan juga mengisyaratkan keinginan d’Masiv untuk menjadi lebih besar dari yang sekarang. Di sampul album itu terpampang foto The Beatles, dan peta dunia. “Peta itu cerminan cita-cita kami untuk berkeliling dunia,” kata Rian. Sejauh ini d’Masiv memang sudah manggung di beberapa negara, tetapi mereka ingin lebih jauh lagi. Sementara The Beatles adalah cerminan dari cita-cita lain yakni, agar karya d’Masiv tetap hidup abadi di telinga pendengarnya.
Yang tetap dipertahankan d’Masiv adalah konsep tanpa wajah personilnya di sampul album. 

Di dua album pertama hal itu diperlihatkan dengan mengosongkan bagian wajah. Di “Persiapan”, hal itu tetap juga dilakukan. Rian, misalnya, digambarkan bernyanyi dengan memalingkan wajah ke belakang. “Kami ingin dihargai karena karya, bukan karena orangnya,” ungkap Rian tentang konsep tersebut.
Di album ketiga ini ada sedikit kejutan bagi Masiver, julukan untuk para pecinta d’Masiv. “Foto-foto mereka kami masukkan ke dalam sampul album,” jelas Rian. Bagi d’Masiv, para fans itu adalah bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanannya. “Kami tidak akan sampai di titik ini bila bukan karena Masiver,” ungkap Rian.
Meski tetap mengambil tema cinta sebagai pondasi, d’Masiv mencoba mengemasnya dengan cara berbeda. Mereka menyodorkan sejumlah variasi beat, aliran musik, dan format olah vokal berbeda-beda di album ini.
Tetapi, bukan berarti d’Masiv melupakan benang merah musik mereka, yang membuat nama band ini menjadi besar seperti sekarang. Rian tetap datang dengan komposisi apik, dengan lirik-lirik ‘beracun’-nya, yang membuat para pendengar terkesima, larut di dalamnya. Lengkap dengan warna vokal khas milik Rian.


Natural, yang menjadi single perdana album, ini adalah salah satu lagu ‘racun’ tadi. Malah, sebagai benang merah kesinambungan album ini dengan kumpulan karya sebelumnya, Rian dan kawan-kawan cukup banyak mempersembahkan lagu macam itu. Ini bisa didengar di Bertepuk Sebelah Tangan, Kehilangan, Beri Kami Yang Terbaik, Aku dan Kamu (Hanya Tuhan yang Tahu), dan Berbesar Hati.
Di album ini, Rian berkolaborasi dengan Benny Hadislani, seorang sahabat sekaligus tetangganya. Keduanya memadu ide dalam empat lagu yakni, Natural, Berbesar Hati, Jelaskan Statusmu, dan Jalani Sepenuh Hati. Sebenarnya Benny sudah pula mencoba berkolaborasi dengan Rian. “Namun, baru sekarang ini chemistry kami nyambung,” ungkap Rian.

Sisa delapan lagu, dari selusin yang terdapat dalam album ini, ditulis oleh Rian. Semua materi yang ditulisnya, kata Rian, masuk dalam kualifikasi the best. “Saya tidak mau menahan-nahan komposisi terbaik untuk album berikutnya,” katanya.

Rian, yang menyukai presentasi menyeluruh dari sebuah album, menginginkan para pendengarnya mendengar karya terbaik band itu. Ia ingin para pendengar itu menyukai keseluruhan komposisi dalam album d’Masiv. “Bukan satu dua lagu saja,” katanya.
Itu yang kemudian membuatnya menyodorkan karya terbaiknya, dan d’Masiv berupaya keras mengaransemen semua komposisi itu menjadi tembang-tembang apik. Pilihan sound diperhatikan dengan seksama, vokal latar ditata sedemikian rapih, seksi ritem padu, dan melodi dalam interlude terasa makin berbobot.

Walhasil, album ini banyak menyodorkan cikal bakal anthem bagi para penggemar setia d’Masiv, dan membuka peluang bagi munculnya masiver-masiver baru. Jelaskan Statusmu memiliki peluang ke arah itu. Demikian pula Naksir, atau Nyaman.

Pada saat yang sama, d’Masiv juga ingin menjungkir-balikkan mitos yang ada selama ini yakni, pertaruhan, jatuh bangun, satu band terletak pada album ketiga. Mereka sebenarnya tidak terbeban dengan mitos itu. Tetapi, secara naluriah, d’Masiv tergelitk untuk memperlihatkan kedewasaan mereka dalam bermusik.
Album ini juga menampilkan sisi lain dari personil d’Masiv. Di lagu Nyaman, misalnya, Rian, Kiki, Wahyu, Rama, dan Rai bersama-sama memperdengarkan kemampuan bernyanyinya. Di ujung lagu, olah vokal mereka makin nampak jelas karena mereka bernyanyi dalam format acapela.
Sesuai dengan judul lagu tersebut, koor keroyokan ini menunjukkan nyamannya kebersamaan yang mereka bangun selama ini. Ada keinginan untuk tidak menjauh dari satu sama lain di dalamnya. Kekompakan ini juga terlihat sejak lagu itu baru berupa ide. “Semuanya dieksekusi dengan cepat karena satu sama lain memang sudah nyambung,” kata Rian.


Lagu Naksir mewakili sisi lain lagi dari d’Masiv. Di lagu ini, mereka menyodorkan kenakalan bermusik, yang sebelumnya tidak pernah dijumpai. Dimulai dengan kocokan gitalele, Naksir dibalut dengan nuansa baroque pop.
Lagu, yang dibuat dengan waktu cukup cepat (“Kebanyakan lagu hits kami dibuat dengan cepat,” ungkap Rian) , itu dibangun dengan struktur yang sangat sederhana, lugas, dan menurut Rian, “Keluar begitu saja, tanpa terlalu banyak dipikir.” Tak heran bila lagu ini dimasukkan dalam daftar single jagoan oleh Musica Studio’s, bersama Natural, Bertepuk Sebelah Tangan, dan Pergilah Kasih.


Di Aku Kehilanganmu, d’Masiv juga menyodorkan sesuatu yang berbeda. Lagu sepanjang 6 menit itu ditutup dengan lengkingan melodi Kiki sepanjang dua menit. Mungkin ini sajian melodi paling panjang yang pernah dipersembahkan d’Masiv, terutama Kiki.
Memang kalau tampil off air, Kiki kerap menyelipkan kepiawaiannya bermain gitar. Tetapi, untuk dimasukkan ke dalam album, baru kali ini ia melakukannya. Apalagi outro tadi membuat nuansa haru dramatis yang hendak ditampilkan makin terasa hingga ke ujungnya.


Sebuah tribute untuk Chrisye dipersembahkan d’Masiv di album terbaru mereka. Tembang Pergilah Kasih, karya Tito Sumarsono, menjadi pilihan mereka. Rian memiliki kenangan tersendiri untuk lagu ini. Ia sempat meneteskan air mata ketika Chrisye tampil di televisi membawakan lagu ini. Demi melihat penampilkan penyanyi legendaris itu, ada sebersit keinginan dalam diri Rian untuk suatu saat membawakan lagu itu. Keinginan tersebut terwujud.
Itu pula yang cukup membebani Rian ketika mencoba membawakan kembali lagu, yang juga melegenda itu. “Saya sedikit terbebani,” katanya. Untuk mengatasinya, Rian mencoba untuk masuk ke dalam lagunya, membayangkan Chrisye hadir di sebelahnya. Percaya tidak percaya, apa yang ia bayangkan itu menjadi kenyataan saat sesi take vocal berlangsung. “Bulu kuduk berdiri saat mengingatnya,” ungkap Rian.
D’Masiv sendiri tidak mengalami kesulitan ketika membawakan lagu tersebut. Semua sepakat untuk membawakan komposisi itu sesuai dengan warna asli d’Masiv. Tidak dilebih-lebihkan, ataupun dibuat menjadi seminimal mungkin.
Album ketiga ini juga membawa sejumlah perubahan dalam diri personil d’Masiv. Selain suasana kekeluargaan yang makin kental, masing-masing personil juga kembali mengulik instrumen mereka. Band ini juga memikirkan kemasan off-air mereka nantinya ketika membawakan materi dari album ini.
Semangat seperti di awal-awal berdirinya d’Masiv juga muncul kembali. “Kami sekarang latihan rutin seminggu sekali,” terang Rian. Sebelumnya, mereka hanya berlatih satu kali dalam sebulan saja. Latihan yang makin rutin itu, menurut Rian, adalah cara mereka untuk membangkitkan kembali energi-energi awal yang pernah ada.
Semua itu membuat “Persiapan” bisa disimpulkan ke dalam satu kata: matang. Selamat menikmati
* 
d’Masiv
PERSIAPAN
Musica Studio’s (2012)

Natural (Rian dan Benny Hadislani)
Bertepuk Sebelah Tangan (Rian)
Pergilah Kasih (Rian)
Jelaskan Statusmu (Rian dan Benny Hadislani)
Kehilanganmu (Rian)
Damai (Rian)
Nyaman (Rian)
Beri Kami Yang Terbaik (Rian)
Aku dan Kamu (Tuhan Yang Tahu)
Jalani Sepenuh Hati (Rian dan Benny Hadislani)
Berbesar Hati (Rian dan Benny Hadislani)
Naksir (Rian)

Diskografi:
Perubahan (2008)
Perjalanan (2010)

D’Masiv
Dwiki Aditya Marsall – Gitar
Nurul Damar Ramadan – Gitar
Rayyi Kurniawan Iskandar Dinata – Bass
Rian Ekky Pradipta – Vokal
Wahyu Piadji - Drum

Selasa, 14 Agustus 2012

Wahyu Piadji

Nama                              : Wahyu Piadji  ( Why )
Tanggal Lahir                  : Jakarta 1 Feb 1987
Agama                            : Islam
Anak ke                          : 1 dari 3 bersaudara
Bokap                             : Mukradi
Nyokap                           : Sri Usyuni
Cita-cita                          : Orang Sukses
Warna Favorit                 : Abu-abu
Makanan Favorit            : Pecel Lele




Like

- Berjuang bersama-sama, karna dari kecil hal yang bener-bener gue tekunin dari mulai belajar Drum sampe punya band yang cukup dikenal.
Gue seneng banget berjuang bareng-bareng untuk ngewujudin cita-cita sampe akhirnya tercapai.....

Dislike
- Nunggu terlalu lama.

Nurul Damar Ramadhan

Nama                       : Nurul  Damar Ramadhan ( Rama )
Tanggal Lahir       : Jakarta 2 mei 1987
Agama                    : Islam
Anak ke                  : 4 dari 5 bersaudara
Bokap                      : Kasino Hudaeri
Nyokap                   : Alm. Warti   
    
  
     


Like
- Main ke toko - toko yang jual barang-barang klasik, soalnya gue lebih suka barang-barang jaman dulu daripada sekarang.

Dislike
- Orang yang belagu, yang sok berkuasa dan jadi some people do nothing but complain..... !! Bikin jijay

Rayyi Kurniawan Iskandar Dinata

Nama                        : Rayyi Kurniawan  Iskandar Dinata ( Ray )
Tanggal Lahir             : Jakarta 03 maret 1988
Agama                      : Islam
Anak ke                    : 4 dari 4 bersaudara
Bokap                      : Achmad Adang
Nyokap                    : Yulisnawati
Cita-cita                   : Jadi Presiden
Warna Favorit          : Black & White
Tokoh Idola             : Bung Karno


Like
- Manggung di depan puluhan ribu penonton, dari depan sampe belakang nyanyi semua "Keren banget" gue suka banget.

Dislike
- Manggung dengan penonton "Rusuh".

Dwikky Aditya Marsall



Nama                           :  Dwikky Aditya Marsall ( Kiki )                    
Tanggal Lahir                : Yogyakarta 23 Nov 1988
Agama                         : Islam
Anak ke                       : 2 dari 5 bersaudara
Bokap                          : Daniel Rajasah
Nyokap                       : Siti Tri Mukhlihah
Cita-cita                       : Tur keliling dunia
Warna Favorit              : Ungu
Makanan Favorit         : Ayam goreng Mentega
Film Favorit                 : Knowing, Titanic

Like
- Durian, padahal dulu suka pusing dan gak suka.

Dislike
- Orang yang suka boong, orang yang ngomongin di belakang.

Rian Ekky Pradipta

Rian Ekky Pradipta d'Masiv



Nama                               : Rian Ekky Pradipta ( Rian )
Tanggal Lahir                    : Yogyakarta 17 Nov 1986
Agama                              : Islam
Bokap                              : Daniel Rajasah
Nyokap                            : Tri Mukhlihah
Warna Favorit                   : Hijau & Coklat
Makanan Favorit               : Ayam Goreng


Like

- Kalo karya gue bisa menginspirasi orang buat jadi lebih baik.

Dislike
- Gue paling merasa bersalah banget kalo sampe ditunggu, jadi daripada gue yang ditunggu mending gue yang lebih cepet dan dari dulu emang di jamin untuk menghargai waktu. Gue gak suka orang yang ngaret !